Foto: Rizal (detikcom)
Jakarta - Siapa yang dahulu tak kenal dengan Taman Ria. Taman hiburan murah meriah di Jakarta, yang ramai pada dekade 1980-an. Rhoma Irama mengabadikan suasananya dalam lagu Terajana. Namun, keceriaan itu sudah tidak bersisa lagi sekarang.
Taman Ria di Jl Asia Afrika, Senayan, Jakarta, dahulu menjadi tempat favorit masyarakat Jakarta mencari hiburan. Ada restoran, tempat mancing dan hiburan berkumpul di satu tempat. Tempat yang rimbun juga membuat pengunjung betah berlama-lama, bermain dengan keluarga atau kencan dengan pacar.
Namun keceriaan hanya tinggal pada namanya saja, Taman Ria. Kondisinya hari ini jauh dari kesan ramai. Kawasan di dekat gedung TVRI ini dikunci pada pntu gerbangnya, Rabu (3/3/2010). Maklum saja, aksi unjuk rasa besar-besaran sedang terjadi hanya satu belokan ke arah Gedung DPR terkait Pansus Century.
Taman Ria Senayan yang dulu asri dan sejuk kini sudah berubah fungsi. Sejumlah gedung-gedung tempat hiburan dibiarkan kosong dan tidak terurus. Hanya danau di tengah kawasan ini masih tersisakan dan masih terisi air. Sekitar tiga restoran pun masih bertahan.
Taman Ria Senayan yang diapit TVRI, Gelora Bung Karno dan kompleks gedung DPR/MPR ini, tetap dijaga satpam. Parkiran yang luas praktis kosong, kecuali bagi pengunjung yang akan makan di tiga restoran yang terisa.
"Dulu paling paling ngetop itu Roller Coaster-nya sebelum ada Dunia Fantasi (Dufan) di Ancol. Tapi akibat sering mati mesinnya dan ada korban jatuh, Roller Coaster itu nggak difungsikan lagi," kenang Erik, warga Jakarta yang ditemui di detikcom, di Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta, Rabu (3/3/2010).
Menurut Erik, Taman Ria Senayan sempat menjadi tempat hiburan pada pertengahan 1990-an. Ada diskotik, tempat billiard dan cafe-cafe, namun kini dibiarkan kosong tak terurus. "Kecuali Restoran Bebek Bali dan Pulau Dua yang masih ada. Kalau Bebek Bali memang saya punya kenangan khusus, ya tempat saya pacaran," ujarnya tertawa.
Kenangan serupa juga dialami Ronny, warga Jakarta Timur. Semasa kecil, dia sering diajak ke Taman Ria, naik sepeda air, bom bom car dan masuk rumah hantu. "Ciri khasnya tiga lampu warna-warni yang selalu berputar seperti lampu pesta di pintu masuk areal itu," kenangnya.
Selama hari libur atau musim liburan panjang, Taman Ria Senayan selalu dibanjiri masyarakat Jakarta dan daerah Botabek. Wirman Syarkawi (54) karyawan TVRI, mengenang Taman Ria sebagai tempat rimbun dengan pemancingan dan tempat permainan. Remaja sangat suka bermain di sini apalagi untuk pacaran. Sementara acara-acara keluarga juga banyak diadakan di Taman Ria.
"Ya dulu tempat di sini rimbun dengan pohon-pohonan. Pokoknya ngetop sejak tahun 1970-1995. Tapi sinarnya sekarang hilang, nggak jelas dan kacau serta mati," keluh Wirman.
Seiring dengan banyaknya tempat hiburan lain, pusat perbelanjaan modern yang tersebar di Jakarta, maka Taman Ria makin kehilangan pamor. Apalagi Taman Ria dekat dengan DPR. Taman Ria menjadi saksi bisu sejumlah aksi demonstrasi mulai dari pelengseran Presiden Soeharto sampai Pansus Century. Taman Ria ini menjadi lokasi persiapan polisi sampai evakuasi para demonstran.
M. Rizal Maslan - detikNews (zal/fay)
Taman Ria di Jl Asia Afrika, Senayan, Jakarta, dahulu menjadi tempat favorit masyarakat Jakarta mencari hiburan. Ada restoran, tempat mancing dan hiburan berkumpul di satu tempat. Tempat yang rimbun juga membuat pengunjung betah berlama-lama, bermain dengan keluarga atau kencan dengan pacar.
Namun keceriaan hanya tinggal pada namanya saja, Taman Ria. Kondisinya hari ini jauh dari kesan ramai. Kawasan di dekat gedung TVRI ini dikunci pada pntu gerbangnya, Rabu (3/3/2010). Maklum saja, aksi unjuk rasa besar-besaran sedang terjadi hanya satu belokan ke arah Gedung DPR terkait Pansus Century.
Taman Ria Senayan yang dulu asri dan sejuk kini sudah berubah fungsi. Sejumlah gedung-gedung tempat hiburan dibiarkan kosong dan tidak terurus. Hanya danau di tengah kawasan ini masih tersisakan dan masih terisi air. Sekitar tiga restoran pun masih bertahan.
Taman Ria Senayan yang diapit TVRI, Gelora Bung Karno dan kompleks gedung DPR/MPR ini, tetap dijaga satpam. Parkiran yang luas praktis kosong, kecuali bagi pengunjung yang akan makan di tiga restoran yang terisa.
"Dulu paling paling ngetop itu Roller Coaster-nya sebelum ada Dunia Fantasi (Dufan) di Ancol. Tapi akibat sering mati mesinnya dan ada korban jatuh, Roller Coaster itu nggak difungsikan lagi," kenang Erik, warga Jakarta yang ditemui di detikcom, di Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta, Rabu (3/3/2010).
Menurut Erik, Taman Ria Senayan sempat menjadi tempat hiburan pada pertengahan 1990-an. Ada diskotik, tempat billiard dan cafe-cafe, namun kini dibiarkan kosong tak terurus. "Kecuali Restoran Bebek Bali dan Pulau Dua yang masih ada. Kalau Bebek Bali memang saya punya kenangan khusus, ya tempat saya pacaran," ujarnya tertawa.
Kenangan serupa juga dialami Ronny, warga Jakarta Timur. Semasa kecil, dia sering diajak ke Taman Ria, naik sepeda air, bom bom car dan masuk rumah hantu. "Ciri khasnya tiga lampu warna-warni yang selalu berputar seperti lampu pesta di pintu masuk areal itu," kenangnya.
Selama hari libur atau musim liburan panjang, Taman Ria Senayan selalu dibanjiri masyarakat Jakarta dan daerah Botabek. Wirman Syarkawi (54) karyawan TVRI, mengenang Taman Ria sebagai tempat rimbun dengan pemancingan dan tempat permainan. Remaja sangat suka bermain di sini apalagi untuk pacaran. Sementara acara-acara keluarga juga banyak diadakan di Taman Ria.
"Ya dulu tempat di sini rimbun dengan pohon-pohonan. Pokoknya ngetop sejak tahun 1970-1995. Tapi sinarnya sekarang hilang, nggak jelas dan kacau serta mati," keluh Wirman.
Seiring dengan banyaknya tempat hiburan lain, pusat perbelanjaan modern yang tersebar di Jakarta, maka Taman Ria makin kehilangan pamor. Apalagi Taman Ria dekat dengan DPR. Taman Ria menjadi saksi bisu sejumlah aksi demonstrasi mulai dari pelengseran Presiden Soeharto sampai Pansus Century. Taman Ria ini menjadi lokasi persiapan polisi sampai evakuasi para demonstran.
M. Rizal Maslan - detikNews (zal/fay)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda sangat berarti sekali buat perkembangan blog ini, Terima kasih...